19 Agustus 2008

Fadjroel Rachman Kita Tantang SBY!

JAKARTA, SABTU (Kompas)- Pengamat sosial dan politik Fadjroel Rachman menantangPresiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apa tantangan yang disampaikannya?Ia mengritik wacana yang digulirkan Presiden SBY mengenai tidaktertutupnya kemungkinan dijatuhkan hukuman mati bagi para koruptor.Dia mengajukan tantangan apakah SBY siap dihukum mati jika iadiketahui melakukan korupsi."Maaf saja, soal hukuman mati dalam kasus korupsi, saya berbeda dengansebagian besar masyarakat. Saya tantang SBY, kalau nanti KPK menemukanbahwa beliau korupsi 1 rupiah, mau tidak dihukum mati. Saya tantang,berani tidak," kata Fadjroel dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (26/7).Alasan yang diajukan Fadjroel, lebih ke alasan penegakan HAM dan moral.Menurut dia, tak ada yang berhak mencabut nyawa manusia selain Tuhan.Atas tantangan Fadjroel kepada SBY ini, pakar Hukum Pidana UI RudiSatrio mengatakan, tidak bisa sembarangan menjatuhkan hukuman mati."Kalau Anda menantang SBY, nanti dulu, bagaimanapun juga harusdijatuhkan secara profesional tidak bisa sembarangan. Harus dicaribukti yang menguatkan," kata Rudi.Awal pekan lalu, Juru Bicara Kepresidenan Andi Alfian Mallarangengmenyatakan bahwa Presiden tidak menutup kemungkinan dijatuhkan hukumanmaksimal berupa hukuman mati bagi koruptor. Wacana ini akhirnyabergulir, ditengah pro kontra penerapan hukuman mati dan eksekusi yangdilakukan terhadap beberapa terpidana dalam satu bulan ini."Pernyataan SBY itu salah dan keliru, dan sudah ketinggalan zaman. SBYharus hati-hati. Ingat bahwa Indonesia sudah meratifikasi konvensi PBBsoal hak sipil dan hak politik, bunyinya "siapapun tidak bolehsewenang-wenang mencabut nyawa seseorang". Dan SBY ikut menandatanganikonvensi itu. Mungkin dia lupa," kata Fadjroel.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Ini orang keGRan, maniak kekuasaan! Tanya saja kepada kaum Sosialis pimpinan Rahman Tolleng mengenai dirinya. Memuakkan!!

Fadjroel Rachman Fans Club mengatakan...

Komentar anda masih kami toleransi sejauh tidak menyinggung Fadjroel Rachman secara pribadi. FRFC punya otoritas untuk mendelete apa yang anda tulis, tapi atas kebaikan hati Fadjroel Rachman maka anda diampuni.

Anonim mengatakan...

Moderator FR Fans Club, jangan jadi alergi dengan aspek pribadi dalam politik. Sekarang sudah masanya bukan memisahkan secara ketat antara aspek pribadi dan publik dalam politik. Itu sudah kuno. Para feminis saja punya semboyan "personal is politics". Kalau begitu, para pendukung FR punya potensi untuk antifeminis. Lalu, tindakan FR yang suka menghapus komentar2 pedas tentang pribadinya di blog2nya, jangan2 juga bisa diartikan kalau FR berpotensi menjadi orang yang antifeminis.

Anonim mengatakan...

emangnya apa iya SBY ikut tanda tangan? kapan dan dimana? tolong bung Fadjroel jangan kebiasaan asal njeplak aja tuh mulutnya. belajar hukum dulu baru bisa komentar yang sesuai dan pad tempatnya!