29 Agustus 2008

Kejujuran Seorang Fadjroel Rachman

Pembaca dan pendukung Fadjroel Rachman yang terhormat, berikut sebuah kutipan yang menggambarkan kejujuran calon presiden kita. Anda dapat melihat langsung di situs pribadi Fadjroel Rachman dengan link http://fadjroel4president2009.wordpress.com/2008/07/28/fajroel-rahman-tantang-sby/ .Tidak ada seorang pun capres di Indonesia yang mampu bersikap jujur seperti Fadjoel Rachman. Sudah saatnya kita hargai kejujuran di tengah begitu banyaknya korupsi, kolusim nepotisme dan militerisme di bumi Indonesia. Hal ini membuat kita bertambah yakin untuk memilih Fadjroel Rachman sebagai seorang Presiden yang jujur di tahun 2009 nanti!
  1. Fadjroel Rachman Says:

    salam buat semuanya,

    Pertama, saya cuma ingin sekedar berebut kuasa saja dengan para pemain besar. Maklum saya gak punya modal. Anak istri pun ditinggal-tinggal dan saya masih ngaku bujangan. Kerja serabutan. Nyicil rumah susah, mobil butut, semua kan makan biaya. Jadi supaya bisa bebas biaya maka saya harus berkuasa dulu karena negara kesejahteraan akan menjamin semuanya terutama hak hidup dan hak kelakuan saya. Kebiasaan saya untuk borong pulsa, main internet, ngafe dan jalan-jalan keliling Indonesia untuk kampanye jelas mahal. Gak cukuplah hanya dengan mengajukan proposal nodong para sesepuh PSI yang sering saya kibulin itu. Belum juga anak-anak muda yang saya pelihara dan saya elus sebagai generasi mudanya sosialis indonesia. Kasihan, mereka masih menganggur, terbelakang dan tidak cerdas seperti saya. Itulah sebabnya mereka masih nongkrong-nongkrong menunggu makan siang di Guntur 49. Jadi, kekuasaan itu penting buat saya.

    Kedua, saya berani nekad dengan mengatasnamakan kaum muda meski sebenarnya saya dari dulu memang terbiasa klaim untuk selalu mengaku muda. Gapapa juga sech yang penting kalian percaya dan selalu percaya sama saya. Itu kuncinya. Maka gak penting kalian kenal saya atau tidak. Ini cuma delusi raksasa yang saya bangun buat orang-orang yang menyedihkan macam kalian semua. Kalo saya jadi presiden, kesejahteraan pasti akan ditingkatkan terutama kesejahteraan keluarga saya dulu. Maklumlah, anak istri saya kelaparan di Kopo sana sementara saya enak-enakan jadi seleb kacangan di Jakarta. Itu lagi masalahnya. Jadi kekeluargaan itu penting sesuai dengan amanat negara kesejahteraan. Supaaya keluarga saya sejahtera dan saya jadi bapak serta suami yang baik di rumah. Ini pencitraan penting sebagai seorang calon presiden. KDRT? Saya jamin saya gak pernah melakukan pemukulan fisik. Paling-paling pengabaian hak anak. Itu juga soal kecil.

    Ketiga,
    Saya bercita-cita mewujudkan sosialisme radikal ala Chavez. Tentunya militer harus bisa dikuasai dan ditaklukan terlebih dahulu. Karena negara kesejahteraan harus bebas gangguan dari tangan-tangan otoritarianisme. Makanya kalo saya sebagai presiden sekaligus Panglima Tertinggi TNI, saya akan perintahkan untuk menangkapi orang-orang yang tidak sepakat dengan negara kesejahteraan seperti para kapitalis, konglomerat pemilik modal, Islam fundamentalis, Kristen kafir, homo sialan, feminis yang selalu menghina saya serta memberlakukan sensor agar program-program saya bisa berjalan. Apakah saya pernah bilang kalo semua harus dibela? bullshit dong, biar bagaimana kan harus ada yang dikorbankan termasuk militer yang dulu pernah menjadikan saya korban.

    Keempat,
    Saya mengakui kalo saya sejak tahun 1980-an selalu jadi aktivis pinggiran. Ini bukan masalah idealisme sech, tapi soal kesempatan. Kawan-kawan saya di yayasan 5 Agustus sudah berhasil semua. Sudah pada kaya dan membiayai keluarga masing-masing. Saya? cuma bisa nulis novel dan pantun, kadang malu juga kalau disebut ekonom karena saya cuma sebatas kuliah tanpa menghasilkan riset atau buku ilmiah. Kuliah itu penting biar status saya sebagai Ketua Dewan Pembina Forum Mahasiswa Pascasarjana UI tidak copot. Toh, anggotanya saya sendirian kok. Itu lingkaran intelektual yang setidaknya masih percaya sama saya. Lingkaran PSI? itu sih sampah semua karena saya udah gak percaya mereka. Saya malu juga dibilang politikus sebab saya cuma bisa teriak dari pinggiran. Padahal sudah jelas politik adalah kekuasaan. Tapi apa kuasa saya? paling minta duit dan jual muka ke berbagai institusi donor.

    Jadi tolonglah anda semua untuk memberi kesempatan emas, the one and the only in my latest years; menjadi presiden untuk anda semua. Biar saya sampah di pinggiran paling tidak saya mampu untuk menjadi presiden anda yang ganteng dengan peci. Ada yang bilang saya mirip tukang beca sih tapi pasti nanti saya tangkap dan penjarakan orang itu di Nusakambangan biar sama nasibnya seperti saya dulu. Pliss sekaliiii aja ya? Saya presiden ya? ya?

    Tabik,

    Fadjroel Rachman

  2. taufiq Says:

    Tulisan Fadjroel di atas sangat jujur. Hal yang tidak ada di capres lain.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Ini betul2 otaknya si Fadjroel Rachman. Saya tahu betul karena saya adalah salah seorang yang masuk dalam lingkaran sosial yang digauli oleh si FR pengkhianat!

Anonim mengatakan...

eleuh eleuh si fadjroel tea teu kapok-kapok nya. Pede pisan njing.

Anonim mengatakan...

ANJING KURAP, HARAM JADAH......!!!!!kalo ada yang bilang muke loe kaya tukang beca emank knape...??toh emank gitu kenyataanya,,,belajar menerima kenyataan donk, NYeT,,,!!! ngaca dulu knapa sich,,,???SETAN........